Summary : Apa jadinya kalau seorang Uchiha Sasuke seharian persis seperti orang lagi dapet.
Yang biasanya dingin, kini jauh lebih dingin ditambah ketus ditambah mudah marah.
Ada apa sebenarnya? Bagaimana reaksi Sakura sebagai istrinya?
Author : Hikari UchiHAruno Sasusaku
Rating : T
Genre : Humor, Family
Cast : Sasuke Uchiha & Sakura Haruno
Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto. Fanfic ini punya authornya. Rayi cuma nge-post ulang
Link Asli : Sasuke Lagi Dapet !
_______________________________________________________
Pagi yang cerah di Konohagakure, desa daun tesembunyi. Sang surya
bersinar cerah, burung-burung berkicauan dengan riang sambil melompati
dahan-dahan serta ranting pohon. Angin berhembus secara sepoi-sepoi,
terasa hangat. Yah, cuaca yang pas untuk sekedar jalan-jalan keluar
rumah, menikmati suasana pagi yang indah entah bersama keluarga, teman
maupun seorang yang spesial.
Tapi nyatanya suasana hangat dan
indahnya pagi sangat bertolak belakang dengan suasana hati seorang pria
dengan rambut raven khasnya. Yah, kita lihat saja.
"Sasuke-kun,
ayo bangun…" ucap seorang wanita bernama Sakura dengan rambut merah
jambu sambil menggoncangkan badan pria yang tertidur di ranjang king
sizenya dengan pelan. Sang pria diam saja.
Tubuhnya tidak bereaksi atas
perilaku istrinya barusan. Apa dia mati?
Ayolah, tentu saja tidak.
Tidak lucu kan kalau dia mati setelah semalam melakukan 'ehem' bersama
istrinya? Lagipula ia adalah pemimpin ANBU di Konoha… Tentu dia tidak
mati. Lupakan argumen barusan.
Merasa kesal dengan suaminya yang
tak kunjung bangun—padahal hari ini Sasuke berjanji untuk menemani
wanita itu berbelanja bulanan. Ah? Pria macam Sasuke mau menemani Sakura
berbelanja. Hell no! Apa benar? Pria sekeren, semacho Sasuke yang
biasanya melakukan misi-misi berbahaya, kini menjadi body guard istrinya
ke pasar? Hell yeah.
Ah, sebenarnya bukannya mau menemani tapi
terpaksa menemani. Yah, dan anehnya Sasuke tidak melawan permintan
Sakura. Ya terang saja. Sakura kan sedang hamil muda. Dan, ah, Sasuke
punya sisi manis juga ternyata.
"Sasuke-kuuuun! Kau kan sudah
berjanji! Ayo bangun dan temani aku berbelanja banyak!" teriak Sakura
tepat di samping telinga Sasuke. Dan rupanya tindakan itu berhasil
membuat si empunya telinga terganggu. Lihat, dahinya mengerut tak suka.
Dan sedikit demi sedikit matanya terbuka, menampakkan mata dengan pupil
berwarna hitam kelam.
Begitu matanya terbuka sempurna, keturunan
Uchiha terakhir yang masih tersisa itu langsung mengeluarkan deathglare
andalannya kepada Sakura.
"Jangan. Ganggu. Aku!" ucapnya dingin. Sebuah kerutan samar muncul di dahi lebar Sakura. Wanita itu mengepalkan tangannya.
"APA
KAU BILANG? Jangan ganggu? Memangnya siapa yang akan berjanji menemani
aku berbelanja hari ini!" teriak Sakura sambil mengepalkan tangannya di
depan wajah Sasuke. Sasuke melihat istrinya dengan tampang malas.
"Aku
tidak berjanji," ucapnya lagi kemudian menguap. Dengan cepat, ia
menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal mereka. Lagi-lagi pagi
ini Sakura dibuat kesal oleh suaminya.
"Tapi kau mau menemaniku
kan? Kemarin setelah kita err… begitu… kau bilang mau menemaniku
belanja, kan?" ucap Sakura dengan wajah agak merona ditambah sebal
sambil menggoncang tubuh suaminya dengan tenaga monsternya.
"Hn," kata Sasuke singkat. Tubuhnya masih ditutupi oleh selimut tebal biru tua.
"Jahat!
Sasuke-kuuuuuun! AYO!" teriak Sakura tak sabaran. Ia mencengkeram bahu
Sasuke yang sekarang tidur dalam posisi miring dengan kepala ditutupi
bantal.
"SAKURA JANGAN GANGGU AKU. AKU INGIN TIDUR!" bentak Sasuke dengan kasar sambil menyentakkan tangan Sakura. Sakura terdiam.
"Tapi
kau kan sudah janji! Lagipula belanja bulanan itu tidak sedikit,
Sasuke-kun! Kau bantu aku membawanya dong!" kata Sakura lagi sambil
menggoncang bahu suaminya kembali, mengabaikan tangannya yang sedikit
memerah karena sentakan kasar Sasuke tadi.
"Belanja sedikit saja," ucap Sasuke pelan, yah, wajahnya kan tertutup bantal sehingga suaranya sedikit teredam.
"Itu juga sudah sedikit. Tapi tetap saja aku tidak bisa membawanya!" ucap Sakura sengit.
"Pakai
jurus bayangan," ujar Sasuke santai. Sakura mengerucutkan bibirnya. Ah,
padahal kan sebenarnya Sakura ingin menghabiskan waktu bersama
suaminya, setelah suaminya itu belakangan ini sering pergi untuk misi.
Dan kemarin malam, setelah –ehem- itu, Sasuke bilang ia juga ada misi.
Tiba-tiba Sakura menepuk dahi antiknya sendiri.
"Ya
sudah. Gomen Sasuke-kun. Kau pasti capek," ujar Sakura dengan nada
kecewa yang sangat kentara. Ayolah, apa salahnya ingin menghabiskan
waktu dengan suaminya pada hari ini saja tanpa adanya misi. Tapi
nyatanya Sasuke malah tepar tak berdaya setelah tadi malam menjalankan
misi.
"Hn, pergi sana. Aku mau tidur," kata Sasuke. Ah tidak, usir
Sasuke. Sakura yang sebelumnya menampakkan wajah iba kepada suaminya
langsung berubah menjadi garang. Sebuah perempatan muncul di dahi
kanannya. Tangannya mengepal erat.
'Sudah baik aku mau mengalah. Malah melunjak. Awas kau Sasuke-kun baka!'
Sakura
terdiam beberapa detik dengan wajah amat sangat tidak enak dipandang
sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan suaminya.
"Maafkan aku. Yasudah kalau begitu aku sendirian saja. Semoga Sai
mau menemaniku berbelanja kali ini," ucap Sakura sengaja sambil
berjalan meninggalkan Sasuke. Sengaja ia membanting pintu kamarnya
dengan keras, menandakkan ia benar-benar marah.
"Sasuke-kun baka! Galak menyebalkan! Kalau janji tidak ditepati! Haha, awas saja kalau nanti malam dia minta aku untuk—"
"Aku
mendengarmu!" ucap sebuah suara dengan ketus. Sakura menoleh ke
belakang, mendapati Sasuke yang menatapnya dengan tatapan kesal. Mereka
berdua ada di atas tangga.
"Kenapa memangnya?" tantang Sakura
balik dengan suara tak kalah ketusnya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap
Sasuke, yang duduk di anak tangga nomor tiga dari atas—Sakura berdiri
di anak tangga nomor enam dari atas.
"Hn," ucap Sasuke dengan nada
malasnya, ia menunduk menatap wajah Sakura yang ada dibawahnya dengan
tatapan sebal. Sakura merasakan darahnya naik ke ubun-ubun.
"Terus
kenapa kamu disini? Tidur sana!" usirnya kemudian mendorong Sasuke ke
atas kembali. Sasuke melipat tangannya di depan dada.
"Aku
temani," jawabnya dengan nada sebal dan terpaksa yang sangat kentara.
Sakura menahan dirinya untuk tidak terkikik geli. Suaminya itu sangat
sensitif bila Sakura menyebutkan nama anggota tim tujuh yang disebut
sebagai pengganti Sasuke itu. Bukan rahasia lagi kalau Uchiha Sasuke
sangat cemburu apabila istrinya dekat dengan pria lain terutama Sai.
Yah, sudah wajah –disebut-sebut- mirip dirinya, juga disebut sebagai
pengganti dirinya.
"Ahaha, baiklaaaaah. Kalau begitu aku mau ambil
daftar belanjaan, kau cuci muka sana," ujar Sakura riang, berlawanan
dengan yang sebelumnya. Sasuke mendengus kesal. Namun akhirnya
menjalankan juga apa yang dikatakan istrinya, walaupun dengan gerutuan.
(_ _')zzZZ
"Hmmm…
Sasuke-kun. Kita ke tempat penjual sayuran dulu, ya! Stok makanan sudah
habis. Ayo kesana," ucap Sakura sambil menarik lengan baju suaminya
yang berwajah sebal.
"Ck! Lepaskan aku!" ucap Sasuke dingin sambil menepis tangan Sakura yang menempel di lengannya. Sakura merengut sebentar.
"Kau kenapa sih?" tanyanya Sakura dengan wajah kecewa.
"Hn," jawab Sasuke singkat kemudian berjalan meninggalkan Sakura sendirian yang mematung bingung.
"Tunggu, Sasuke-kun!" ucap Sakura sambil berlari menyamai langkah suaminya.
"Kau marah padaku ya?" tanya Sakura.
"…" Sasuke masih berjalan lurus, tampak tak menghiraukan Sakura. Sakura memanyunkan bibirnya.
"Kau kenapa Sasuke-kun? Kau kan sudah bilang kalau mau menemani aku…" ucap Sakura lagi. Tidak ada tanggapan.
"Sasu—"
"Kau
bisa diam tidak? Suaramu menggangguku, baka!" potong Sasuke ketus.
Sakura lagi-lagi tertegun
melihat tingkah suaminya yang lebih dingin
dari biasanya. Dan apa tadi? Baka? Kurang ajar! Huh?
"Aku kan hanya tany—"
"Sudahlah,
cepatlah belanja!" potong Sasuke tak sabaran. Sakura mendengus pasrah,
kemudian melangkah ke depan dengan wajah tertunduk.
(_ _')zzZZ
"Hei, Sasuke-kun… Tomatnya mau belu beli berapa?"
"…"
"Sasuke-kun…!"
"Apa
lagi?" jawab Sasuke sambil menoleh dingin, mengingatkan Sakura saat
Sasuke bilang kalau dirinya itu menyebalkan. Sakura menghela napas
bosan. 'Sasuke-kun rupanya sedang bad mood'.
"Sasu—"
"Sakura!
Demi Tuhan. Bisakah kau diam barang sebentar saja. Cerewet! Suaramu
menggangguku tau!" cerca Sasuke ketika Sakura memanggil namanya kembali.
Sakura menunduk.
"Kau kenapa si—"
"Aku ingin pulang!" ucap Sasuke kemudian berbalik pulang. Sakura menghela napas berat.
"Hah,
apa dia capek ya? Apa dia marah karena aku mengganggu tidurnya? Tapi
kemarin dia kan sudah
janji!" ucap Sakura sendirian di depan toko
sayuran.
"Sudahlah, lebih baik aku belanja sendiri saja," ucapnya kemudian memasuki toko.
(_ _')zzZZ
"Sakura!"
panggil seseorang ketika Sakura keluar dari toko dengan seabrek barang
bawaan. Sakura menoleh kemudian tersenyum cerah saat melihat siapa yang
menyapanya barusan.
"SAI!"
(_ _')zzZZ
"Tadaimaaaa~" ucap Sakura riang ketika memasuki rumahnya bersama Sasuke.
"Nah, ayo Sai, silakan masuk," ucap Sakura kepada Sai yang mengikuti di belakangnya dengan membawa banyak barang belanjaan.
"Umm… Maaf merepotkan. Barangnya err… Sini aku—"
"Kemarikan
barang bawaannya!" ucap suara berat yang sangat Sakura kenal. Sakura
menoleh, mendapati suaminya sedang mengulurkan tangannya ke arah Sai
dengan wajah yang kurang suka. Sai tersenyum kemudian memberikan barang
belanjaan Sakura ke tangan Sasuke. Kantung-kantung belanjaan itu pun
berpindah tangan.
"Ah, anoo… Terimakasih Sai. Ayo masuk sebentar untuk—"
"A,
tidak perlu. Aku akan pergi ke kantor hokage. Terimakasih untuk
tawarannya, Sakura. Permisi," ucap Sai sambil tersenyum baik ke arah
Sakura maupun Sasuke. Sakura membalas senyum Sai, berbeda dengan Sasuke
yang menatap Sai dengan tatapan sengit.
***
"Kenapa kau bersamanya?" tanya Sasuke dingin. Ia meletakkan belanjaan Sakura diatas meja dapur. Sakura menggaruk pipinya gugup 'Kalau sudah seperti ini masalahnya bisa panjang'.
"Kebetulan kami tadi bertemu di jalan," jawab Sakura sambil tersenyum gugup, jujur saja ia takut Sasuke marah.
"Bukankah aku sudah bilang?" bentak Sasuke. Sakura terkesiap kemudian menunduk, meremas ujung rok pendeknya.
"Tapi kami kan—"
"Kau
memang tidak pernah mengindahkan semua yang pernah aku bilang!" gertak
Sasuke sambil berlalu pergi meninggalkan Sakura yang sedikit memanyunkan
bibirnya.
'Salah sendiri meninggalkanku! Dasar Sasuke-kun baka!'
(_ _)zzZZ
"Sasuke-kun,
makan malamnya sudah matang. Ayo kita makan," ucap Sakura kepada Sasuke
yang sedang terduduk di depan televisi sambil merenung.
"Hn," ucap Sasuke seperti biasa kemudian melangkah menuju ke ruang makan.
***
"Aku sengaja tambahkan ekstra tomat untuk Sasuke-kun," ucap Sakura dengan riang.
"…"
"Huh?" Sakura mendengus sebal.
"Itadakimasu," ucapnya pelan nyaris tak terdengar.
(_ _')zzZZ
"Sasuke-kun, kau sedang ada masalah ya?" tanya Sakura kepada Sasuke yang lagi-lagi duduk merenung.
"…"
"Sasuke-kun?"
ulang Sakura. Tidak ada tanggapan. Dengan tampang lesu Sakura ke lantai
atas, menuju ke kamarnya untuk tidur duluan.
Ah, jangan harap Sakura mau menyerah ya. Sekarang dia merencakan sesuatu.
Sakura bersikap baik, Sasuke masih marah.
Sakura marah, Sasuke tambah.
Dimasakkan makanan kesukaan, Sasuke tidak mengindahkan.
Ditanya baik-baik, tidak dianggap.
Dan maka dari itu rencana terakhir.
JRENG JRENG.
Menggoda Sasuke~
Maka
dari itu dengan gaun tidur seksinya, Sakura sengaja menampakkan
ekspresi se-inosen, seimut,
semenggoda mungkin di atas tempat tidurnya.
Sakura tidak sabar mengetahui reaksi Sasuke ketika suaminya itu masuk ke
dalam kamar dan melihat Sakura terduduk di atas tempat tidur dengan
pose menggodanya itu.
SREEEEEEK
Sakura bersiap.
"Sasuke-kuuun~"
Sasuke berdiri didekat pintu sambil melihat ke arah Sakura yang mencoba menggodanya.
.
.
.
"Kau sedang apa?"
.
GUBRAK.
"Baka!
Memangnya kalau begini aku sedang apa?" ujar Sakura marah. Sia-sia dia
berpose seperti itu kalau tidak dianggap seperti ini?
"Hn," ucap Sasuke dingin, dengan tenang ia melangkah masuk ke kamar, menuju ke arah almari baju.
Tanpa
beban dibukanya kaos yang sebelumnya membalut tubuh atletisnya.
Walaupun sudah berkali-kali melihat, menyentuh dan merasakan -?- tetap
saja pipi Sakura merona hebat kala melihat perut six pack dan tubuh
atletis suaminya. Dengan tenang Sasuke mangambil kaos baru dan
memakainya di depan Sakura. Ia langsung bergerak ke atas tempat tidur
dan merebahkan tubuhnya.
"Sasuke-kun," panggil Sakura. Mata Sasuke melirik ke arah istrinya.
"Kau
kenapa sih hari ini dingin sekali. Kau ada masalah ya? Aku salah apa
memangnya?" tanya Sakura hati-hati takut Sasuke marah lagi.
"Tidak apa-apa," jawab Sasuke.
"Kau
yakin? Kau seharian ini galak sekali padaku. Ayo ceritalah. Siapa tahu
dapat mengurangi bebanmu, Sasuke-kun," ucap Sakura lembut. Disentuhnya
lengan suaminya dengan lembut, bermaksud menenangkan. Sasuke terdiam. Ia
menatap wajah Sakura yang masih terduduk di sampingnya.
"Sakura…"
"Iya, Sasuke-kun," ujar Sakura senang karena kali ini ada tanggapan tanpa Sasuke harus marah.
"Sebenarnya…"
"Ya?" potong Sakura kelewat antusias. Sasuke mendengus kesal ke arah Sakura.
"Ah iya iya maaf. Anoo… Lanjutkan lanjutkan!" ucap Sakura sambil tersenyum kikuk. Sasuke menghela napas.
"Sebenarnya… Aku…"
"Sebenarnya apa?" tanya Sakura tak sabaran.
"Sakura! Tak bisakah kau sabar sedikit?"
"Habis kau lama sekali sih! Sebenarnya apa? Kenapa kau jadi seperti ini sih, cepat sekali marah!"
"Sebenarnya aku kalah taruhan bola dengan Naruto…"
.
.
Krik.
Ta-Taruhan bola dengan Naruto? Alasan macam apa ini?
Sakura membeku selama beberapa saat.
"Eh? Kau tadi bilang apa, Sasuke-kun?" tanya Sakura meyakinkan. Sengaja ia mendekatkan telinganya ke
arah Sasuke.
"Aku
yakin kau tidak tuli," ucap Sasuke sinis. Kemudian wajahnya kembali
muram. Sakura yang melihat wajah inosen Sasuke hanya membatu.
Hari ini Sasuke melanggar janji—yah, pada awalnya.
Hari ini Sasuke memarahi Sakura.
Membentak Sakura.
Kasar pada Sakura.
Dan bahkan ia berbohong kalau kemarin dia pergi misi padahal nonton bola bersama Naruto?
.
.
SIIIIIIIIIIIIING.
HELL YEAH!
.
"SASUKE-KUN!"
ucap Sakura dengan suasana horror yang sangat terasa. Sasuke merasakan
tengkuknya merinding saat melihat wajah menyeramkan istrinya.
"H-Hn?"
"Jadi
sedari tadi kau membentakku hanya karena alasan kalah taruhan, hm?"
ucap Sakura sambil tersenyum manis namun sangat sangat menakutkan bagi
Sasuke. Sasuke menelan ludahnya. Kalau sedang begini keadaannya bisa
sangat gawat. Satu-satunya cara adalah merayunya.
"Sakura sayang… Bapak kamu… penjahit ya?"
"…"
"Ka-karena kamu telah men-men—"
Krik.
.
GRAUK
"Argh! Iya, iya! Maafkan aku Sakur—ADUH!"
"SASUKE-KUN BAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Ah, harimu bakal panjang ya, Sasuke!
OWARI
Hahahaha...lucu banget
BalasHapus