Author :
Kang Mas Neji Ganteng
Rating : T
Genre : Drama, Friendship
Cast : Uchiha Sasuke
Haruno Sakura
Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto. Aini cuma nge-republish ff dari
FFn
Link asli :
Banjir
__________________________________________________________________________________
"Sasuke-
kun. Aku mohon pulanglah bersamaku," pintanya Sakura
pada sosok raven berkimono putih di depannya, pandangan mata gioknya
yang sesaat menyayu dan awas. Ia terlihat memasang kuda-kuda, waspada
karena sosok itu bisa menyerangnya kapanpun.
Sebelah alis dari
missing-nin
klan Uchiha itu terangkat. "Tidak," jawab Sasuke datar sambil
mengacungkan kusanagi. Siap bertempur, tak peduli kenyataan bahwa gadis
yang terjebak untuk bertarung bersamanya, adalah mantan rekan satu tim
yang masih sangat mencintainya.
Hati Sakura terhiris mendengar
jawaban itu. Sekarang ia harus bertarung dengan Sasuke, walau hatinya
menolak. Karena ini adalah misinya. Dan Sakura sudah berjanji pada
dirinya sendiri untuk membawa pulang Sasuke kembali ke Konoha , tanpa
mau bergantung pada Naruto ataupun Kakashi-
sensei lagi. Ia sudah terlalu banyak merepotkan orang lain.
'Apapun yang terjadi, aku akan membawa Sasuke-kun pulang ke Konoha,'
batinnya. Sekarang Sakura bukan gadis cengeng lagi seperti dulu, ia
yakin ia pasti bisa. Kalaupun harus mati di tangan Sasuke, Sakura rela.
"Aku akan membawamu kembali ke Konoha, Sasuke
-kun–" ucap Sakura pelan sambil mengeluarkan kunainya. Diiringi suara desau angin yang menyapu, menerbangkan anak rambut keduanya.
"–Apapun
yang terjadi, aku akan memaksamu pulang," lanjut Sakura. Entah karena
firasat buruk atau apa, gadis itu merasa tak enak pada kondisi tubuhnya
sekarang. Ia merasa
basah dan
banjir? Sasuke menyeringai dan menatap remeh pada Sakura. " Coba saja kalau kau bisa,"
sungutnya dengan nada sombong sambil mengambil ancang-ancang tuk
menyerang Sakura.
'Ting!'
'Trang!'
'Brak!'
'Trak!'
'Buagh!'
'Bruagh!'
'DHUAR!'
Suara
dentingan kunai dan pedang, disertai pukulan-tendangan dari tubuh dan
tanah yang beradu antara dua mantan murid dari Hatake Kakashi, terdengar
nyaring dipinggir hutan desa hujan. Haruno dan Uchiha.
Keduanya
kini telah memisahkan diri sesaat, setelah pertarungan singkat tadi.
Saling memberikan tatapan tajam pada lawan masing-masing.
Sakura terengah, wajahnya pucat. Bukan karena lelah, tapi karena sesuatu yang membuatnya tak nyaman, terasa...
basah dan kental.
Sementara Sasuke masih diam dan menatap Sakura dengan pandangan mencemo'oh, seolah berkata
'Cuma-sampai-disitu-kemampuanmu?'
'Gila! Kenapa perutku sesakit ini? Mana basah lagi? Apa aku—' batin
Sakura lagi mulai merasa ada sesuatu yang tak beres pada tubuhnya,
terutama pada... ehm... anu... ce-celana dalamnya. "–banjir?' batin
Sakura lagi sambil menunduk memeriksa celana dan rok lipatnya. Ia
terkejut mendapati kentalnya warna darah di sana. Eh? darah? "Heh?
Tembus?'' wajahnya mendadak berubah warna.
Sasuke mengernyit heran
– wajahnya merona- melihat kelakuan Sakura yang mulai aneh, tapi ia tak
mau ambil pusing. Dengan segera Sasuke mengambil ancang-ancang tuk
menyerang gadis
pink itu dengan kusanagi.
"
Kami-Sama! kenapa harus sekarang sih? besok'kan bisa!" protes Sakura entah pada siapa, dengan wajah semerah kepiting rebus.
Ninja
medis cantik itu merapatkan kedua kakinya agar darah tidak merembes
keluar, ke area yang tidak tertutupi kain. Ia kemudian mendongak dan
mata gioknya'pun sontak melebar sempurna mendapati beberapa detik lagi
kusanagi Sasuke akan menebas lehernya,
"Selamat tinggal Sakura," ucap Sasuke pelan. Tersirat rasa sedih dari suara itu.
Sakura mematung. Dan–
"STOPPPP!"
teriak Sakura pada Sasuke yang hendak menebasnya dengan kusanagi, wajah
manisnya memerah sempurna. Mulut kecilnya'pun terbuka dan terkatup
seperti ikan koi.
'Ckiit!'
'GUBRAK!'
Sasuke jatuh terjerembab dengan tidak elitnya akibat mengerem serangannya terhadap Sakura secara mendadak.
"Apa-apaan kau?" bentak Sasuke sebal.
Marah
dan malu bercampur menjadi satu. Seorang Uchiha jatuh dengan posisi
yang sangat tidak elit? Semua orang pasti akan menertawakannya jika
melihat kejadian tadi. Sakura juga pake acara stop segala, inikan
pertarungan serius bukan suting film.
"A-anu... i-itu..," ucap
Sakura mendadak gagap –seperti Hinata. Gadis itu tak tahu harus berkata
apa, ditambah wajah blushingnya yang menambah kesan manis di mata
Sasuke. Lho?
"Itu apa? Ayo lanjutkan pertarungan!" ajak Sasuke sambil kembali bersiap untuk menyerang Sakura.
"T-tunggu dulu Sasuke-
kun!" tolak Sakura. "Aku tidak bisa," lanjutnya kian merapatkan kedua paha mungilnya, karena dirasa semakin
banjir di area tersebut. Perutnya mendadak terasa keram, dan wajah Sakura telah sewarna dengan rambut kazekage muda Suna,
'Aku bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Sasuke-kun,' batin Sakura sambil duduk merosot ke tanah dan memegangi perutnya.
Sasuke berjengit heran. Ia dongkol, merasa dipermainkan Sakura.
"Tunggu
apalagi? Dan kau ini kenapa sih? Ayo bertarung. Jangan bilang kau
takut!" desak Sasuke emosi dan entah sejak kapan ia berubah cerewet.
"Aku tidak bisa!" tolak Sakura sengit, ia mulai emosi.
"Tidak bisa kenapa Sakura? Jangan cari alasan, lawan aku atau aku akan menyerangmu gadis cengeng!" ancam Sasuke mulai
out of character.
'
Tuing!' Satu kedutan mulai muncul di kepala
pink Sakura yang memang sedang galau, sensitif, labil.
"AKU TIDAK BISA KARENA AKU TIDAK BAWA PEMBALUT!" seru Sakura marah.
Ups...
Pembalut?
Siiiiing.
'Krik...krik.'
"P-pembalut?"
ulang Sasuke dengan wajah merona. Menatap Sakura yang menjawab
pertanyaan itu dengan anggukan imut. "Eng...pembalut itu untuk apa
Sakura?" tanyanya lagi dengan wajah polos, sambil duduk di depan Sakura.
Membuat
medic-nin didikan hokage kelima itu, ingin sekali
menjambak rambut ayamnya mendengar pertanyaan yang terkesan bodoh itu.
Sasuke masih kelewat polos rupanya, syukurlah Orchimaru tidak
mengajarinya yang macam-macam.
"Pembalut itu untuk..." dengan
wajah yang kelewat merah, dari merah'nya merah (?) Sakura memberi
isyarat pada Sasuke untuk medekat untuk membisikan sesuatu.
Dan–
''APA?"
bola mata Sasuke membelalak lebar mendengar bisikan Sakura. "Lalu?
Bagaimana sekarang?" tanya Sasuke dengan nada datar sambil memalingkan
wajah tampannya ke arah lain tuk menyembunyikan rona merah di sana.
Sakura
menggeleng, air mata menggenang di mata giok indahnya. Ia bingung dan
malu. Bingung tak tahu harus melakukan apa, lagipula di hutan mana ada
yang jual pembalut? Dan malu karena... KENAPA IA HARUS 'TEMBUS' DI DEPAN
SASUKE?
Kalau saja malaikat yang bertugas untuk menuliskan takdir
memalukan Sakura hari ini, tinggal di bumi? Dijamin semua tulang
rusuknya akan patah oleh amukkan tenaga badak dari Sakura.
"Lalu
aku harus bagaimana untuk membantumu?" tawar Sasuke lembut. Kontan
membuat hati Sakura berbunga, Sasuke yang beberapa saat yang lalu hampir
membunuhnya dalam pertarungan, kini tiba-tiba menawarkan bantuan dengan
tatapan mata yang teduh? Ya Tuhan! Gadis itu berharap ini bukan mimpi.
"Sakura?" tegur Sasuke lagi.
"Hn?"
"Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?" ulang Sasuke sambil membelai rambut Sakura, kembali membuat gadis itu
blushing.
"B-belikan aku pembalut untukku," pinta gadis pink itu dengan
puppy eyes no jutsu-nya.
"Ini hutan Sakura, mana ada warung di dalam hutan," jawab Sasuke telak, membuat si merah muda mengerucutkan bibirnya.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Mana
kutahu," sahut Sasuke acuh, ia bingung. Kenapa ia harus terjebak dalam
situasi yang super garing seperti sekarang? Mendapati Sakura yang tengah
menstruasi yang juga ber-
blushing manis ke arahnya. Argghh!
lama-lama dalam situasi seperti ini, ia bisa makin cinta pada gadis
bertenaga monster di hadapannya. Apalagi melihat Sakura yang
terus-terusan
blushing. Eh tunggu! Makin cinta?
Sementara
Sakura masih terdiam mencoba mencari cara tuk keluar dari masalah ini,
sambil menatap Sasuke dengan penuh haru. Ia tak menyangka bahwa pemuda
tampan itu mau membantunya.
Tiba-tiba sebuah ide gila melintas di kepala Sakura saat melihat kimono putih Sasuke.
"Sasuke-
kun?"
"Hn?"
"Buka bajumu," perintah Sakura. Sasuke melotot mendengarnya.
"Apa?"
"Buka bajumu!" perintah Sakura lagi.
"Tidak mau! Kau mau memperkosaku ya?" tolak Sasuke –yang sudah
negative thinking– dengan wajah semerah kepiting rebus.
'Apa-apaan gadis ini?'
"KUBILANG
BUKA YA BUKA!" bentak Sakura sambil memaksa Sasuke tuk membuka
kimononya. Tak peduli bahwa Sasuke melihat darah yang merembes keluar
dari kainnya.
Siiiing.
'Krik...krik.'
"KYAAAAAA! APA-APAAN KAU SAKURA?"
***
"Bau
Sakura semakin dekat," ucap Pakkun, seekor anjing ninja berwajah imut
nan malas sambil melompati beberapa dahan pohon, diikuti empat
shinobi dengan ikat kepala lambang Konoha.
"Apakah Sakura-chan sendirian? Atau–"
"Ada bau lain," potong Pakkun, "bau anak Uchiha yang meninggalkan desa empat tahun yang lalu"
Keempat shinobi yang tergabung dalam tim Kakashi itu terkejut mendengarnya.
"Uchiha Sasuke."
"Sa-suke?"
"Jadi
maksudmu Sakura sekarang sedang bersama Sasuke?" kali ini Kakashi yang
buka suara. Ia tidak menyangka kalau Sakura begitu nekat tuk melawan
Sasuke seorang diri.
'Dasar gadis bodoh.'
"Iya Sakura bersama Sasuke, dan... ada bau darah juga di sana"
"APA DARAH?"
Beberapa detik kemudian...
"KYAAA!"
terdengar suara jeritan –yang mereka kenali sebagai suara Sakura–
beberapa meter dari tempat meraka, bermacam-macam pikiran negatif pun
mulai menghantui Naruto, Kakashi, Yamato, dan Sai. Mereka khawatir akan
keselamatan rekan cantik mereka.
"Ayo cepat! Itu suara Sakura-chan!"
***
Sementara itu, di saat yang bersamaan.
"Dasar bodoh, jangan berteriak begitu!" geram Sasuke sambil memberikan
deathglare gratis pada Sakura –yang kini menjadi 'kasur empuk' bagi tubuhnya.
Beberapa
waktu lalu gadis itu sukses membuat Sasuke kembali terjatuh akibat
mendengar suara teriakannya yang cempreng. Bedanya kali ini Sasuke jatuh
menimpa tubuh Sakura. Selain itu Sasuke juga kesal karena Sakura dengan
seenak jidatnya sudah membuat Sasuke bertelanjang dada, dengan
menjadikan kimono putihnya sebagai... pembalut?
Che sial!
"M-maaf.
T-tadi ada ular," cicit Sakura, lagi-lagi wajah manisnya memerah
mendapati wajah tampan Sasuke, yang hanya berjarak beberapa centi dari
wajahnya.
Uchiha muda itu terhenyak saat menyadari jarak wajah keduanya, sekilas wajah tampannya terlihat merona.
Mata
onyx itu menatap tajam gadis di hadapannya, menusuk dan mengebor jantung si pemilik
emerald tersebut. Iapun hanya bisa menahan nafasnya, saat merasakan aroma
cherry
yang menguar dari tubuh Sakura. Ini adalah kali pertama pemuda Uchiha
itu bisa berada sangat dekat dengan gadis yang sudah mengejarnya sejak
usia tiga belas tahun.
Secara tak sadar seulas senyum tipis
terukir manis di wajah tampan yang tampak merona itu, ketika mendengar
gadis di bawahnya, mendesahkan namanya lembut.
"Sasuke-kun."
"Hn?"
Seperti magnet beda kutub, yang saling tarik menarik. Wajah keduanya kian mendekat–
–tinggal beberapa inchi lagi sebelum pucuk hidung mereka bersentuhan.
Dan–
"
BAKA TEME! APA YANG KAU LAKUKAN PADA SAKURA-
CHAN?"
Emerald dan
onyx itu membelalak. Keduanya tersentak oleh suara cempreng yang membuat mereka kembali ke alam sadarnya.
Wajah
Sasuke dan Sakura memerah sempurna dari leher hingga ke kepala.
Mendapati Kakashi, Naruto, Yamato, Sai dan Pakkun yang melotot ke arah
mereka dengan warna wajah yang sama, pikiran buruk mulai menggentayangi
keempat
shinobi andalan Konoha itu.
Apalagi mereka
melihat Sasuke yang dalam keadaan setengah telanjang sedang menindih
Sakura. Dan ada darah segar yang merembes keluar dari selangkangan gadis
itu. Jangan-jangan...
"TEME! APA LAKUKAN PADA SAKURA-
CHAN?" teriak Naruto geram. Menirukan gaya ketua RT saat menangkap pasangan mesum.
"A-aku..." cicit Sasuke bingung dengan wajah super merah, ia tak tahu harus menjawab apa.
Yeah, sepertinya Sasuke
-kun kita akan segera kembali ke Konoha setelah kejadian ini.
END