Sabtu, 11 Mei 2013

Beautiful Girl


Author      : Kazuma B'tomat

Rating       : T

Genre       : Romance

Cast          : Gaara
                  Matsuri

Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto. Fanfic ini punya authornya. Rayi cuma nge-post ulang     

Link Asli   : Beautiful Girl
_______________________________________________________________________________

Hai, aku Gaara. Aku adalah seorang penjaga kasir di café milik om –ku. Café Sands Palace namanya. Aku bekerja paruh waktu di sini. Pagi aku kuliah, dan sore aku menjaga café, seperti saat ini. Hari ini café tidak terlalu ramai. Aku pun jadi punya waktu lenggang untuk membaaca buku.

Beautiful girl, wherever you are
I knew when I saw you, you had opened the door
I knew that I'd love again after a long, long while
I'd love again.

Ting…

Bunyi bel pada pintu kaca café berbunyi. Seorang gadis berambut coklat susu pendek membuka pintu kaca itu. Gadis itu membawa tas selempang di pundaknya. Gaara yang mendengar bunyi bel pada pintu berbunyi pun menutup buku yang ia baca tadi. Saat Gaara melihat gadis itu, suatu perasaan aneh merasuki dirinya

You said "hello" and I turned to go
But something in your eyes left my heart beating so
I just knew that I'd love again after a long, long while
I'd love again.

"Hai," sapa gadis itu pada Gaara.

"Hai, mau pesan apa?"

"Umm…" Gadis itu berpikir sambil membaca daftar menu yang tertera di sana. "Aku mau hot chocolate dan fish sandwich saja."

Gaara pun mencatat pesanan gadis itu. "Baik, satu hot chocolate dan fish sandwich. Makan di sini atau take off?"

"Makan di sini."

"Silahkan memilih tempat yang anda inginkan dan pesanan ditunggu lima menit."

It was destiny's game
For when love finally came on
I rushed in line only to find
That you were gone.

Lima menit berlalu…

Gara membawa sebuah nampan di tangannya yang berisi secup hot chocolate dan sebuah fish sandwich menuju sebuah meja yang berada di pojok dekat jendela. Penghuni meja tersebut sedang memandang keluar. Melihat rintik-rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi. Ia tidak menyadari kalau Gaara sedang berada di depannya.

"Permisi, ini pesanannya." Gaara membuyarkan lamunan gadis itu.

"Ah ya, terima kasih um…" Gadis itu terlihat kebingungan untuk memanggil Gaara.

"Gaara, panggil saja Gaara."

"Ya, aku Matsuri. Terima kasih Gaara-san," kata gadis yang bernama Matsuri itu sambil tersenyum.

Whenever you are, I fear that I might
Have lost you forever like a song in the night
Now that I've loved again after a long, long while
I've loved again.

Sejam pun berlalu. Hujan juga telah berhenti. Gadis yang bernama Matsuri itu pun bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menuju meja kasir yang sedang dijaga oleh Gaara.

"Gaara-san, aku minta bill meja dua belas," kata Matsuri.

"Tunggu sebentar." Gaara pun mencari bill nomor meja dua belas yang tertempel di sebuah black board. "Ini billnya. Semua totalnya menjadi empat ratus tujuh puluh yen."

Matsuri pun mengambil uang dengan jumlah yang sama dengan yang disebutkan Gaara dari dompetnya. "Ini."

"Terima kasih dan datang kembali." Dan Matsuri pun berjalan keluar melewati pintu kaca tersebut.

It was destiny's game
For when love finally came on
I rushed in line only to find
That you were gone.

Gaara's PoV

Aku merasa aneh ketika melihatnya. Apakah aku jatuh cinta padanya? Apa ini yang dinamakan love at first sight? Aku tidak bisa melepaskan pandangan mataku darinya.

"Hoi!" Sebuah suara mengagetkanku.

"Apa?" tanyaku pada Kankurou, kakak sepupuhku. Dia orangnya jahil.

"Yah~ gak kaget ya. Hehehe… tadi kulihat kau terus memandangi gadis berambut coklat yang barusan keluar itu," katanya. Shit! Gawat!

"Enggak."

"Hahaha… ternyata setelah sekian lama keinginku untuk melihat Gaara jatuh cinta pada seorang gadis akhirnya terkabul juga." Kankuro merekatkan kedua telapak tangannya seperti orang mau berdoa.

"Diam kau!"

"Hahaha…. Selamat berjuang ya adik kecil!" katanya sambil mengacak-acak rambut merahku. Kankurou pun kembali ke dalam dapur.

Beautiful girl, I'll search on for you
'Till all of your loveliness in my arms come true
You've made me love again after a long, long while
In love again
And I'm glad that it's you
Hmm, Beautiful Girl.

Tiga hari telah berlalu sejak pertemuan Gaara dengan Matsuri. Gaara masih belum bisa menghapus tentang Matsuri dalam ingatannya. Bahkan, Kankurou dan Temari seringkali mendapati Gaara yang sedang melamun memandang ke meja nomor dua belas.

Pagi ini, Gaara bersiap-siap menuju ke kampusnya, Suna University. Dia mengenakan kaos lengan panjang berwarna hitam yang dilapisi dengan kemeja merah kotak-kotak. Gaara juga mengenakan celana jeans dan sepatu ketsnya. Setelah selesai memakai sepatu, dia langsung saja mengambil tas selempangnya.

"Tidak sarapan dulu Gaara?" tanya seorang wanita paruh baya yang berambut pirang dan masih terlihat muda, pada Gaara sebelum Gaara pergi meninggalkan rumah.

"Tidak tante, aku sedang buru-buru. Aku pergi dulu ya tante," pamit Gaara.
Saat Gaara sampai di kampus, dia melihat para kativis kampus yang mengenakan kaos putih bertuliskan kanji 'Kaze' yang berwarna biru muda di punggungnya, sedang membagikan pamplet untuk mengumpulkan dana untuk korban gempa di Suna Selatan.

Saat Gaara sedang melihat mereka, dia tak sengaja melihat seseorang yang sepertinya dia kenal. Matsuri. Matsuri juga ikut membagikan pamplet itu. Lalu pandangan mereka bertemu. Matsuri memberikan senyumnya untuk Gaara dan senyuman itu di balas Gaara dengan senyuman kecil.

'Ternyata aku tidak salah jatuh cinta padanya,' batin Gaara.

END

Banjir

Author       : Kang Mas Neji Ganteng 

Rating        : T

Genre        : Drama, Friendship

Cast           : Uchiha Sasuke
                    Haruno Sakura

Disclaimer  : Naruto punya Om Masashi Kishimoto. Aini cuma nge-republish ff dari FFn

Link asli     : Banjir

__________________________________________________________________________________

"Sasuke-kun. Aku mohon pulanglah bersamaku," pintanya Sakura pada sosok raven berkimono putih di depannya, pandangan mata gioknya yang sesaat menyayu dan awas. Ia terlihat memasang kuda-kuda, waspada karena sosok itu bisa menyerangnya kapanpun.

Sebelah alis dari missing-nin klan Uchiha itu terangkat. "Tidak," jawab Sasuke datar sambil mengacungkan kusanagi. Siap bertempur, tak peduli kenyataan bahwa gadis yang terjebak untuk bertarung bersamanya, adalah mantan rekan satu tim yang masih sangat mencintainya.

Hati Sakura terhiris mendengar jawaban itu. Sekarang ia harus bertarung dengan Sasuke, walau hatinya menolak. Karena ini adalah misinya. Dan Sakura sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membawa pulang Sasuke kembali ke Konoha , tanpa mau bergantung pada Naruto ataupun Kakashi-sensei lagi. Ia sudah terlalu banyak merepotkan orang lain.

'Apapun yang terjadi, aku akan membawa Sasuke-kun pulang ke Konoha,' batinnya. Sekarang Sakura bukan gadis cengeng lagi seperti dulu, ia yakin ia pasti bisa. Kalaupun harus mati di tangan Sasuke, Sakura rela.

"Aku akan membawamu kembali ke Konoha, Sasuke-kun–" ucap Sakura pelan sambil mengeluarkan kunainya. Diiringi suara desau angin yang menyapu, menerbangkan anak rambut keduanya.

"–Apapun yang terjadi, aku akan memaksamu pulang," lanjut Sakura. Entah karena firasat buruk atau apa, gadis itu merasa tak enak pada kondisi tubuhnya sekarang. Ia merasa basah dan banjir? Sasuke menyeringai dan menatap remeh pada Sakura. " Coba saja kalau kau bisa," sungutnya dengan nada sombong sambil mengambil ancang-ancang tuk menyerang Sakura.

'Ting!'

'Trang!'

'Brak!'

'Trak!'

'Buagh!'

'Bruagh!'

'DHUAR!'

Suara dentingan kunai dan pedang, disertai pukulan-tendangan dari tubuh dan tanah yang beradu antara dua mantan murid dari Hatake Kakashi, terdengar nyaring dipinggir hutan desa hujan. Haruno dan Uchiha.

Keduanya kini telah memisahkan diri sesaat, setelah pertarungan singkat tadi. Saling memberikan tatapan tajam pada lawan masing-masing.

Sakura terengah, wajahnya pucat. Bukan karena lelah, tapi karena sesuatu yang membuatnya tak nyaman, terasa... basah dan kental.

Sementara Sasuke masih diam dan menatap Sakura dengan pandangan mencemo'oh, seolah berkata 'Cuma-sampai-disitu-kemampuanmu?'

'Gila! Kenapa perutku sesakit ini? Mana basah lagi? Apa aku—' batin Sakura lagi mulai merasa ada sesuatu yang tak beres pada tubuhnya, terutama pada... ehm... anu... ce-celana dalamnya. "–banjir?' batin Sakura lagi sambil menunduk memeriksa celana dan rok lipatnya. Ia terkejut mendapati kentalnya warna darah di sana. Eh? darah? "Heh? Tembus?'' wajahnya mendadak berubah warna.

Sasuke mengernyit heran – wajahnya merona- melihat kelakuan Sakura yang mulai aneh, tapi ia tak mau ambil pusing. Dengan segera Sasuke mengambil ancang-ancang tuk menyerang gadis pink itu dengan kusanagi.

"Kami-Sama! kenapa harus sekarang sih? besok'kan bisa!" protes Sakura entah pada siapa, dengan wajah semerah kepiting rebus.

Ninja medis cantik itu merapatkan kedua kakinya agar darah tidak merembes keluar, ke area yang tidak tertutupi kain. Ia kemudian mendongak dan mata gioknya'pun sontak melebar sempurna mendapati beberapa detik lagi kusanagi Sasuke akan menebas lehernya,

"Selamat tinggal Sakura," ucap Sasuke pelan. Tersirat rasa sedih dari suara itu.

Sakura mematung. Dan–

"STOPPPP!" teriak Sakura pada Sasuke yang hendak menebasnya dengan kusanagi, wajah manisnya memerah sempurna. Mulut kecilnya'pun terbuka dan terkatup seperti ikan koi.

'Ckiit!'

'GUBRAK!'

Sasuke jatuh terjerembab dengan tidak elitnya akibat mengerem serangannya terhadap Sakura secara mendadak.

"Apa-apaan kau?" bentak Sasuke sebal.

Marah dan malu bercampur menjadi satu. Seorang Uchiha jatuh dengan posisi yang sangat tidak elit? Semua orang pasti akan menertawakannya jika melihat kejadian tadi. Sakura juga pake acara stop segala, inikan pertarungan serius bukan suting film.

"A-anu... i-itu..," ucap Sakura mendadak gagap –seperti Hinata. Gadis itu tak tahu harus berkata apa, ditambah wajah blushingnya yang menambah kesan manis di mata Sasuke. Lho?

"Itu apa? Ayo lanjutkan pertarungan!" ajak Sasuke sambil kembali bersiap untuk menyerang Sakura.

"T-tunggu dulu Sasuke-kun!" tolak Sakura. "Aku tidak bisa," lanjutnya kian merapatkan kedua paha mungilnya, karena dirasa semakin banjir di area tersebut. Perutnya mendadak terasa keram, dan wajah Sakura telah sewarna dengan rambut kazekage muda Suna, 'Aku bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Sasuke-kun,' batin Sakura sambil duduk merosot ke tanah dan memegangi perutnya.

Sasuke berjengit heran. Ia dongkol, merasa dipermainkan Sakura.

"Tunggu apalagi? Dan kau ini kenapa sih? Ayo bertarung. Jangan bilang kau takut!" desak Sasuke emosi dan entah sejak kapan ia berubah cerewet.

"Aku tidak bisa!" tolak Sakura sengit, ia mulai emosi.

"Tidak bisa kenapa Sakura? Jangan cari alasan, lawan aku atau aku akan menyerangmu gadis cengeng!" ancam Sasuke mulai out of character.

'Tuing!' Satu kedutan mulai muncul di kepala pink Sakura yang memang sedang galau, sensitif, labil.

"AKU TIDAK BISA KARENA AKU TIDAK BAWA PEMBALUT!" seru Sakura marah.


Ups...

Pembalut?

Siiiiing.

'Krik...krik.'

"P-pembalut?" ulang Sasuke dengan wajah merona. Menatap Sakura yang menjawab pertanyaan itu dengan anggukan imut. "Eng...pembalut itu untuk apa Sakura?" tanyanya lagi dengan wajah polos, sambil duduk di depan Sakura. Membuat medic-nin didikan hokage kelima itu, ingin sekali menjambak rambut ayamnya mendengar pertanyaan yang terkesan bodoh itu. Sasuke masih kelewat polos rupanya, syukurlah Orchimaru tidak mengajarinya yang macam-macam.

"Pembalut itu untuk..." dengan wajah yang kelewat merah, dari merah'nya merah (?) Sakura memberi isyarat pada Sasuke untuk medekat untuk membisikan sesuatu.

Dan–

''APA?" bola mata Sasuke membelalak lebar mendengar bisikan Sakura. "Lalu? Bagaimana sekarang?" tanya Sasuke dengan nada datar sambil memalingkan wajah tampannya ke arah lain tuk menyembunyikan rona merah di sana.

Sakura menggeleng, air mata menggenang di mata giok indahnya. Ia bingung dan malu. Bingung tak tahu harus melakukan apa, lagipula di hutan mana ada yang jual pembalut? Dan malu karena... KENAPA IA HARUS 'TEMBUS' DI DEPAN SASUKE?

Kalau saja malaikat yang bertugas untuk menuliskan takdir memalukan Sakura hari ini, tinggal di bumi? Dijamin semua tulang rusuknya akan patah oleh amukkan tenaga badak dari Sakura.

"Lalu aku harus bagaimana untuk membantumu?" tawar Sasuke lembut. Kontan membuat hati Sakura berbunga, Sasuke yang beberapa saat yang lalu hampir membunuhnya dalam pertarungan, kini tiba-tiba menawarkan bantuan dengan tatapan mata yang teduh? Ya Tuhan! Gadis itu berharap ini bukan mimpi.

"Sakura?" tegur Sasuke lagi.

"Hn?"

"Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?" ulang Sasuke sambil membelai rambut Sakura, kembali membuat gadis itu blushing.

"B-belikan aku pembalut untukku," pinta gadis pink itu dengan puppy eyes no jutsu-nya.

"Ini hutan Sakura, mana ada warung di dalam hutan," jawab Sasuke telak, membuat si merah muda mengerucutkan bibirnya.

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Mana kutahu," sahut Sasuke acuh, ia bingung. Kenapa ia harus terjebak dalam situasi yang super garing seperti sekarang? Mendapati Sakura yang tengah menstruasi yang juga ber-blushing manis ke arahnya. Argghh! lama-lama dalam situasi seperti ini, ia bisa makin cinta pada gadis bertenaga monster di hadapannya. Apalagi melihat Sakura yang terus-terusan blushing. Eh tunggu! Makin cinta?

Sementara Sakura masih terdiam mencoba mencari cara tuk keluar dari masalah ini, sambil menatap Sasuke dengan penuh haru. Ia tak menyangka bahwa pemuda tampan itu mau membantunya.

Tiba-tiba sebuah ide gila melintas di kepala Sakura saat melihat kimono putih Sasuke.

"Sasuke-kun?"

"Hn?"

"Buka bajumu," perintah Sakura. Sasuke melotot mendengarnya.

"Apa?"

"Buka bajumu!" perintah Sakura lagi.

"Tidak mau! Kau mau memperkosaku ya?" tolak Sasuke –yang sudah negative thinking– dengan wajah semerah kepiting rebus. 'Apa-apaan gadis ini?'

"KUBILANG BUKA YA BUKA!" bentak Sakura sambil memaksa Sasuke tuk membuka kimononya. Tak peduli bahwa Sasuke melihat darah yang merembes keluar dari kainnya.

Siiiing.

'Krik...krik.'

"KYAAAAAA! APA-APAAN KAU SAKURA?"


***

"Bau Sakura semakin dekat," ucap Pakkun, seekor anjing ninja berwajah imut nan malas sambil melompati beberapa dahan pohon, diikuti empat shinobi dengan ikat kepala lambang Konoha.

"Apakah Sakura-chan sendirian? Atau–"

"Ada bau lain," potong Pakkun, "bau anak Uchiha yang meninggalkan desa empat tahun yang lalu"

Keempat shinobi yang tergabung dalam tim Kakashi itu terkejut mendengarnya.

"Uchiha Sasuke."

"Sa-suke?"

"Jadi maksudmu Sakura sekarang sedang bersama Sasuke?" kali ini Kakashi yang buka suara. Ia tidak menyangka kalau Sakura begitu nekat tuk melawan Sasuke seorang diri. 'Dasar gadis bodoh.'

"Iya Sakura bersama Sasuke, dan... ada bau darah juga di sana"

"APA DARAH?"

Beberapa detik kemudian...

"KYAAA!" terdengar suara jeritan –yang mereka kenali sebagai suara Sakura– beberapa meter dari tempat meraka, bermacam-macam pikiran negatif pun mulai menghantui Naruto, Kakashi, Yamato, dan Sai. Mereka khawatir akan keselamatan rekan cantik mereka.

"Ayo cepat! Itu suara Sakura-chan!"

***

Sementara itu, di saat yang bersamaan.

"Dasar bodoh, jangan berteriak begitu!" geram Sasuke sambil memberikan deathglare gratis pada Sakura –yang kini menjadi 'kasur empuk' bagi tubuhnya.

Beberapa waktu lalu gadis itu sukses membuat Sasuke kembali terjatuh akibat mendengar suara teriakannya yang cempreng. Bedanya kali ini Sasuke jatuh menimpa tubuh Sakura. Selain itu Sasuke juga kesal karena Sakura dengan seenak jidatnya sudah membuat Sasuke bertelanjang dada, dengan menjadikan kimono putihnya sebagai... pembalut? Che sial!

"M-maaf. T-tadi ada ular," cicit Sakura, lagi-lagi wajah manisnya memerah mendapati wajah tampan Sasuke, yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

Uchiha muda itu terhenyak saat menyadari jarak wajah keduanya, sekilas wajah tampannya terlihat merona.
Mata onyx itu menatap tajam gadis di hadapannya, menusuk dan mengebor jantung si pemilik emerald tersebut. Iapun hanya bisa menahan nafasnya, saat merasakan aroma cherry yang menguar dari tubuh Sakura. Ini adalah kali pertama pemuda Uchiha itu bisa berada sangat dekat dengan gadis yang sudah mengejarnya sejak usia tiga belas tahun.

Secara tak sadar seulas senyum tipis terukir manis di wajah tampan yang tampak merona itu, ketika mendengar gadis di bawahnya, mendesahkan namanya lembut.

"Sasuke-kun."

"Hn?"

Seperti magnet beda kutub, yang saling tarik menarik. Wajah keduanya kian mendekat–

–tinggal beberapa inchi lagi sebelum pucuk hidung mereka bersentuhan.

Dan–

"BAKA TEME! APA YANG KAU LAKUKAN PADA SAKURA-CHAN?"

Emerald dan onyx itu membelalak. Keduanya tersentak oleh suara cempreng yang membuat mereka kembali ke alam sadarnya.

Wajah Sasuke dan Sakura memerah sempurna dari leher hingga ke kepala. Mendapati Kakashi, Naruto, Yamato, Sai dan Pakkun yang melotot ke arah mereka dengan warna wajah yang sama, pikiran buruk mulai menggentayangi keempat shinobi andalan Konoha itu.

Apalagi mereka melihat Sasuke yang dalam keadaan setengah telanjang sedang menindih Sakura. Dan ada darah segar yang merembes keluar dari selangkangan gadis itu. Jangan-jangan...

"TEME! APA LAKUKAN PADA SAKURA-CHAN?" teriak Naruto geram. Menirukan gaya ketua RT saat menangkap pasangan mesum.

"A-aku..." cicit Sasuke bingung dengan wajah super merah, ia tak tahu harus menjawab apa.

Yeah, sepertinya Sasuke-kun kita akan segera kembali ke Konoha setelah kejadian ini.

END
  





 
Ai-nI Sekai Blogger Template by Ipietoon Blogger Template